Agama Itu Berbahaya

Agama itu berbahaya. Agama memang benar-benar berbahaya bagi orang manapun dan bisa membuat orang yang salah seolah terlihat benar karena berlindung atas nama agama. Ya berlindung atas nama agama yang artinya orang tersebut tidak benar yang artinya hanya menggunakan agamanya demi kepentingannya, demi egonya, demi ambisinya.


Bila sudah menyangkut soal agama apalagi ada juga bumbu nasionalismenya, hal ini sangat berbahaya. Seringkali ini susah sekali untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah karena kebenaran telah dicampur adukkan dan sengaja kesalahan disamarkan dengan kebenaran sehingga karena sensitifnya orang mudah terhasut dan orang pintar jadi tidak berkutik karena bumbu politik.

Contoh saja adalah Biksu Wiratu atau siapalah dari Myanmar itu yang menghalalkan segala cara keji untuk membantai umat muslim Rohingya. Dengan keahliannya menghasut umat budha Myanmar maka orang-orang budha yang tidak memiliki pikiran apalagi dibalut dengan nasionalisme myanmar sehinngga rakyat Myanmar mendukungnya padahal apa yang dia lakukan adalah bertentangan sekali dengan jalan budha.

Ingat Budha tentu saja yang terlintas pertama kali adalah ajaran WELAS ASIH nya namu kenapa biksu tersebut jadi brutal begitu? Sentimen agama di tambah politik dengan menghalalkan segala cara memang sangat berbahaya.

DI kalangan umat islam Indonesia sendiri banyak juga yang jual ayat agama untuk mendukung partai politik yang nggak jelas. Lebih parah lagi ada pemuka agama yang berani berkata fitnah terhadap lawan politiknya dengan berdasarkan informasi yang tidak valid. Ini sungguh menyedihkan.  Dulu banyak juga pemuka agama yang tidak mau berkata yang sebenarnya karena takut pada para penguasa sehingga apa yang diajarkan oleh agama islam jadi rancu seolah-olah apa yang penguasa lakukan di ridhoi oleh islam.

Ajaran agama apapun akan sangat berbahya bila lebih mengedepankan ego dan tanpa kemanusiaan. Lakum dinukum waliyadin. Bagimu agamamu, bagiku agamaku. Kalau ganggu agamaku tak bantai kowe.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar